Negara Indonesia terdiri dari berbagai suku yang tinggal di beberapa
pulau. Negara Indonesia memiliki bahasa persatuan yaitu Bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat penting
kedudukannya dalam kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu, Bahasa
Indonesia diajarkan sejak kelas 1. Bahasa Indonesia sebagai alat
komunikasi yang dijadikan status sebagai bahasa persatuan sangat penting
untuk diajarkan sejak anak-anak.
Metode pengajaran bahasa Indonesia
tidak dapat menggunakan satu metode karena bahasa Indonesia sendiri
yang bersifat dinamis. Bahasa sendiri bukan sebagai ilmu tetapi sebagai
keterampilan sehingga penggunaan metode yang tepat perlu dilakukan.
Pencarian penulis di beberapa artikel baik melalui internet mapun
perpustakaan daerah belum banyak ditemukan hasil-hasil penelitian metode
terbaik pengajaran bahasa Indonesia. Pengajar Bahasa memiliki suatu
kewajiban untuk mempertahankan keberadaan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan sekaligus memperjuangkan Bahasa Indonesia dapat
diterima dan membuat tertarik bangsa lain untuk mempelajarinya.
Di
abad ini sumber-sumber informasi telah berkembang pesat di luar sekolah
dengan cara yang begitu menarik dan ketika memasuki sekolah siswa sudah
memiliki kekayaan informasi itu. Pesan-pesan media yang dikemas dalam
bentuk hiburan, iklan, atau berita sungguh menarik para siswa dan ini
bertolak belakang dengan pesan-pesan yang dikemas para guru dalam
pembelajaran di kelas. (Republika, 2004). Pada pembelajaran Bahasa
Indonesia di tingkat sekolah dasar / madrasah ibtidaiyah sangat
mengandalkan penggunaan metode-metode yang aplikatif dan menarik.
Pembelajaran yang menarik akan memikat anak-anak untuk terus dan betah
mempelajari Bahasa Indonesia sebagai bahasa ke-2 setelah bahasa ibu.
Di
sebagian siswa, pembelajaran Bahasa Indonesia sangat membosankan karena
mereka sudah merasa bisa dan penyampaian materi yang kurang menarik
sehingga secara tidak langsung siswa menjadi lemah dalam penangkapan
materi tersebut. Penulis sebagai guru Bahasa Indonesia sangat merasakan
problem pembelajaran yang terjadi selama ini. Penulis juga menemui kasus
serupa ketika berada di daerah kabupaten yang terpencil sangat kurang
sekali penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh sebab itu,
penulis berusaha melakukan perubahan-perubahan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia di dalam kelas. Salah satu perubahan yang dilakukan dengan
menggunakan metode role play dan metode STAD (student teams achievement
division) dalam standart kompetensi berbicara dan membaca.
Setelah
menemukan, siswa yang mencari tersebut berusaha untuk mengorek
keterangan tentang kegemarannya dengan menggunakan pertanyaan yang sudah
disediakan di kartu perannya (boleh ditambah sendiri), tetapi siswa
yang diajak bicara diberi tahu supaya jangan menjawan secara langsung
kegemaran dirinya. Dengan kegiatan ini, siswa saling berusaha untuk
mencari dan memainkan strategi untuk mengetahui kegemaran teman
bicaranya. Kegiatan ini dilakukan secara bergantian. Setelah selesai
melakukan kegiatan tersebut, pengajar memberikan pengarahan sekaligus
bertanya jawab tentang kegiatan yang sudah dilakukan. Siswa yang dapat
mengetahui kegemaran lawan bicaranya diberi penghargaan. Dalam
pembelajaran membaca dapat memakai metode STAD sebagai kegiatan memacu
anak-anak memahami bacaan dengan cara diskusi kelompok.
Dalam metode ini, siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan
empat atau lima orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi,
jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, siswa bekerja dalam
tim mereka untuk memastikan seluruh anggota tim telah menguasai
pelajaran tersebut. Saat belajar berkelompok, siswa saling membantu
untuk menuntaskan materi yang dipelajari. Guru memantau dan mengelilingi
tiap kelompok untuk melihat adanya kemungkinan siswa yang memerlukan
bantuan guru. Metode ini pun dibantu oleh metode pelatihan, penugasan,
dan tanya jawab sesuai satuan pelajaran sehingga ketuntasan materi dapat
terwujud (Her World Indonesia edisi Maret 2005, halaman 190 – 1).
Pada
saat siswa bekerja dalam tim, guru berkeliling dalam kelas, sambil
memberikan pujian kepada tim yang bekerja baik dan secara bergantian
guru duduk bersama tim untuk memperhatikan bagaimana anggota-anggota tim
itu bekerja h. Memberikan penekanan kepada siswa bahwa mereka tidak
boleh mengakhiri kegiatan belajar sampai dapat menjawab dengan benar
soal-soal kuis yang ditanyakan. Hasil kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan metode STAD didapatkan nilai rata-rata 8,31, daya serap
80,31, dan kategori bekerhasilan 70 - 95 persen.
Pengajar
meminimalkan memmberikan instruksi atau penjelasan kepada siswa, biarkan
tiap kelompok mencari dan menemukan sendiri pemecahan masalah yang ada
di LKS. Setelah itu, di akhir pelajaran tiap kelompok melakukan diskusi
tentang hasil kerja kelompoknya dengan kelompok lainnya dengan bimbingan
pengajar. Semoga tulisan ini menjadi sebuah wacana baru bagi pengajaran
Bahasa Indonesia yang bagi sebagaian siswa merupakan pelajaran yang
sangat membosankan. Tulisan ini bukan sebagai akhir dari sebuah
pencarian metode pembelajaran yang terbaik guna meningkatkan kualitas
siswa. Manusia tanpa cinta bagai pohon yang tidak berbuah, guru tanpa
belajar bagai rumah tanpa tiang.